Kepemimpinan adalah proses
mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu.
Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara
tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan
pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan
berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang
meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.
Para wirausahawan memiliki gaya
kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya kepemimpinan mereka
sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka dalam memajukan perusahaannya.
- DEFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya. Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
- PERILAKU KEPEMIMPINAN
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
A.
Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai
sasaran.
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
1.Merumuskan
secara jelas peranan sendiri maupun stafnya
2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
B.
Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawiOrang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai
berikut :
1.
Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan
menghilangkan ketegangan jika timbul.
2.
Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat
produksi saja.
3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
Pemimpin
yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan
dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan
daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
- PENDEKATAN PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
Dalam studi kepemimpinan pada umumnya yang saya ketahui, dikenal ada 4 (empat) macam pendekatan kepemimpinan. Yaitu: 1. Pendekatan sifat; 2. Gaya kepemimpinan; 3. Situasional kepemimpinan; dan 4. Fungsional kepemimpinan.
Dalam studi kepemimpinan pada umumnya yang saya ketahui, dikenal ada 4 (empat) macam pendekatan kepemimpinan. Yaitu: 1. Pendekatan sifat; 2. Gaya kepemimpinan; 3. Situasional kepemimpinan; dan 4. Fungsional kepemimpinan.
1.
Pendekatan Sifat Kepemimpinan:
Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin :
a. tidak banyak mengetahui.
b. Terlalu kaku.
c. Tidak berperan serta.
d. Otoriter.
e. Suka menyerang dengan kata-kata.
Pendekatan pertama ini, disebut teri sifat. Dibicarakan mengenai sifat-sifat yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yaitu yang membedakan dengan yang bukan pemimpin. Para ahli ilmu kepemimpinan telah mengidentifikasikan 5 sifat negative yang mencegah orang menjadi pemimpin :
a. tidak banyak mengetahui.
b. Terlalu kaku.
c. Tidak berperan serta.
d. Otoriter.
e. Suka menyerang dengan kata-kata.
2.
Pendekatan Situasional Kepemimpinan:
Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam
Dalam pendekatan situasional dapat dikatakan bahwa factor determinan yang dapat membuat efektif suatu gaya kepemimpinan tergantung pada situasi dimana pemimpin itu berada pada kepribadian pemimpin sendiri. Fieldler (1967, 1974) mengajukan teori Kontingen, menyampaikan situasi kepemimpinan digolongkan dalam
3 dimensi
: 1. hubungan pemimpin-anggota, yaitu pemimpin akan mempunyai lebih banyak
kekuasaaan dan pengaruh, apabila ia dapat menjalin hubungan yang baik dengan
anggota-anggota; 2. struktur tugas: penugasan terstruktur baik, jelas,
eksplisit, terprogram, akan memungkinkan pemimpin lebih berpengaruh daripada
penugasan itu kabur, tidak jelas, dan tidak terstruktur. 3. Posisi kekuasaan:
pemimpin akan mempunyai kekuasaan dan pengaruh lebih banyak apabila posisinya
atau kedudukannya memperkenankan ia memberi ganjaran, hukuman, mengangkat dan
memecat daripada ia tidak memeliki kedudukan seperti itu.
- PENENTUAN BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN
SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN
Tiga faktor atau kekuatan utama yang mempengaruhi penetuan wirausahawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah:
Tiga faktor atau kekuatan utama yang mempengaruhi penetuan wirausahawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah:
1. Kekuatan
dalam diri wirausahawan
Ada 4 kekuatan dalam diri seorang wirausahawan yang akan berguna untuk membuat keputusan sebgaai seorang pemimpin, diantaranya:
- Nilai-nilai wirausahawaan
- Derajat kepercayaan wirausahawaan pada bawahan
- Kekuatan pemimpin dari wirausahawaan itu sendiri
- Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
Ada 4 kekuatan dalam diri seorang wirausahawan yang akan berguna untuk membuat keputusan sebgaai seorang pemimpin, diantaranya:
- Nilai-nilai wirausahawaan
- Derajat kepercayaan wirausahawaan pada bawahan
- Kekuatan pemimpin dari wirausahawaan itu sendiri
- Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity)
2. Kekuatan
pada bawahan
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan pada bawahan yang mempengaruhi bagaiman membuat keputusan. Seorang pemimpin harus tau bahwasanya tiap-tiap bawahan memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu sama lain.
Seorang pemimpin hendaknya mengetahui kekuatan-kekuatan pada bawahan yang mempengaruhi bagaiman membuat keputusan. Seorang pemimpin harus tau bahwasanya tiap-tiap bawahan memiliki sifat dan karakter yang berbeda satu sama lain.
3. Kekuatan
dalam situasi kepemimpinan
Ada 4 faktor kekuatan situasi yang dapat mempermudah seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, diantaranya; (1) melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemmpin bekerja, (2) efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja sama, (3) masalah yang harus dipecahkan, (4) melibatkan waktu yang tersedia dalam membuat suatu keputusan.
Ada 4 faktor kekuatan situasi yang dapat mempermudah seorang pemimpin dalam mengambil keputusan, diantaranya; (1) melibatkan tipe organisasi dimana seorang pemmpin bekerja, (2) efektifitas anggota-anggota kelompok bekerja sama, (3) masalah yang harus dipecahkan, (4) melibatkan waktu yang tersedia dalam membuat suatu keputusan.
- SITUASI KEPEMIMPINAN PADA UMUMNYA
Seorang pemimpin menunjukkan tiga tipe perilaku utama ketika mereka menyelesaikan tugas kewajiban mereka. Tipe perilaku pertama dinamakan perilaku struktur. Perilaku struktur adalah suatu aktivitas kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara pemimpin dan pengikut dari pemimpin tersebut atau menetapkan prosedur yang terdefinisi baik yang harus dipatuhi oleh pengikut dalam melakukan tugas-tugas mereka.
Seorang pemimpin menunjukkan tiga tipe perilaku utama ketika mereka menyelesaikan tugas kewajiban mereka. Tipe perilaku pertama dinamakan perilaku struktur. Perilaku struktur adalah suatu aktivitas kepemimpinan yang menggambarkan hubungan antara pemimpin dan pengikut dari pemimpin tersebut atau menetapkan prosedur yang terdefinisi baik yang harus dipatuhi oleh pengikut dalam melakukan tugas-tugas mereka.
- TEORI DAUN HIDUP KEPEMIMPINAN
Teori daur hidup kepemimpinan adalah dasar pikiran yang mengaitkan corak kepemimpinan dengan berbagai situasi untuk menjamin kepemimpinan yang efektif. Teori ini menggunakan dua tipe perilaku kepemimpinan yang pada dasarnya sama dengan diatas, tetapi menamakan kedua dimensi tersebut sebagai “tugas” dan bukannya struktur serta “hubungan” dan bukannya pertimbangan.
Teori daur hidup kepemimpinan adalah dasar pikiran yang mengaitkan corak kepemimpinan dengan berbagai situasi untuk menjamin kepemimpinan yang efektif. Teori ini menggunakan dua tipe perilaku kepemimpinan yang pada dasarnya sama dengan diatas, tetapi menamakan kedua dimensi tersebut sebagai “tugas” dan bukannya struktur serta “hubungan” dan bukannya pertimbangan.
Teori daur hidup ini
menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan yang efektif seharusnya bergerak dari:
- perilaku tugas yang tinggi ke perilaku hubungan yang rendah,
- perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang tinggi,
- perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang rendah, dan dari
- perilaku tugas yang rendah ke perilaku hubungan yang rendah
- perilaku tugas yang tinggi ke perilaku hubungan yang rendah,
- perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang tinggi,
- perilaku hubungan yang tinggi ke perilaku tugas yang rendah, dan dari
- perilaku tugas yang rendah ke perilaku hubungan yang rendah
Teori situasi
kepemimpinan seperti teori daur hidup didasarkan pada konsep bahwa pemimpin
yang berhasil harus merubah corak kepemimpinannya ketika mereka menemui situasi
yang berbeda. Perubahan corak ketika ditemuinya siatuasi yang baru tersebut
dinamakan Fleksibiltas Kepemimpinan.
Sumber :